CRITICAL BOOK REPORT
PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
NAMA MAHASISWA : WILIHAR TAMBA
NIM : 3203131027
DOSEN PENGAMPU : DRS. ALI NURMAN, M.SI
MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat, dan Karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini.Dan juga tidak lupa saya berterima kasih kepada Dosen mata kuliah Kepemimpinan.
Penulis sangat berharap tugas Critical Book Report ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
Medan, September 2020
Wilihar Tamba
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................
Daftar Isi.............................................................................
Identitas Buku........................................................................
Bab I Pendahuluan........................................................
Rasionalisasi Pentingnya CBR..........................
Tujuan Penulisan CBR........................................
Manfaat CBR..........................................................................
Bab II Pembahasan.........................................................
Ringkasan Buku Utama.....................................
Ringkasan Buku Pembanding..........................
Bab III Pembahasan Buku................................
Kelebihan.............................................................
Kekurangan..........................................................
Bab III Penutup.................................................................
Kesimpulan...........................................................
Saran......................................................................
Daftar Pustaka...................................................................
IDENTITAS BUKU
Identitas Buku Utama
Judul Buku : Pemimpin dan Kepemimpinan
Pengarang : Dr. Aspizain Chaniago, S.Pd., M.Si.
Penerbit : Penerbit Lentera Ilmu Cendekia
Tahun Terbit : 2017
ISBN : 978-602-8969-98-7
Tebal Buku : 87 Halaman
Identitas Buku Pembanding
Judul : KEPEMIMPINAN ( LEADERSHIP)
Pengarang : TIM PENYUSUN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Penerbit : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Tahun Terbit : 2019
ISBN : -
Jumlah Halaman : 209 Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Rasionalisasi Pentingnya CBR
Seringkali kita bingung dalam memilih buku referensi untuk kita baca dan pelajari.Terkadang setelah membaca satu buku ada rasa kurang yang muncul di dalam hati.Misalnya dari segi bahasa dan pembahasan yang kurang menarik.Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilin buku referensi.
Tujuan Penulisan CBR
Tujuan penulisan CBR ini adalah untuk mengkritisi topic mengenai kepemimpina dalam dua buku yang berbeda namun memiliki isi yang hampir sama.
Manfaat CBR
Adapun manfaat dari penulisan CBR ini antara lain:
Untuk menambah wawassan tentang pemimpin dan kepemimpinan
Untuk mengetahui pengertian, fungsi, jenis, model dan tipe-tipe kepemimpinan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN
Ringkasan Buku Utama
Sejarah Umat Manusia sejak nabi Adam A.S hingga hari ini memperlihatkan bahwa sejak dahulu hingga sekarang manusia hidup berkelompok dan dari kelompok-kelompok tersebut lahir para pemimpin.Berbagai macam jenis pemimpin, misalnya pemimpin bidang agama, pemimpin formal, pemimpin informal, pemimpin politik, pemimpin perusahaan dimana mereka melakukan kerja kepemimpinan pada bidang masing-masing.
Bagaimana kita memahami antara pihak yang menjadi Pemimpin dan yang dipimpin, untuk itu perlu kita membuat pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :
• Apa saja yang menyebabkan seseorang dapat menjadi pemimpin ?
• Apa saja yang membedakan antara pemimpin dan yang dipimpin ?
• Apakah pemimpin dapat dipelajari ?
• Apakah semua manager dapat disebut sebagai pemimpin ?
• Apakah perbedaan antara pemimpin formal (Formal Leader) dengan pemimpin informal (Informal Leader) ?
Untuk memulai pemahaman tentang Pemimpin ini, perlu kita memperhatikan pengertian tentang pemimpin :
Menurut Hersey dan Blanchard,
“Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi”.
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan (1996 : 156) mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”, yakni:
• alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya),
• aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang menuju kearah yang sama).
• allowing (memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara mereka bekerja).
Atau dapat kita simpulkan bahwa:
“Seorang pemimpin adalah seseorang yang karena kecakapan – kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama kearah pencapaian sasaran-sasaran tertentu”.
Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Sedangkan yang dipimpin adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan.
Fungsi pokok pemipin dalam management organisasi di bagi dalam empat kategori, yaitu :
1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Actuatung / Leading (Kepemimpinan)
4. Controlling (Pengawasan / Pengendalian)
Fungsi perencanaan bagi pemimpin dalam manajemen merupakan aktivitas yang berusaha memeikirkan apa saja yang akan dikerjakannya, berpa ukuran dan jumlahnya, siapa saja yang melaksanakan dan mengendalikannya, agar tujuan organisasi dapat dicapai. Albanese Dalam Steiss (1982: 267) mengemukakan, perencanaan merupakan suatu proses atau aktivitas yang akan dilakukan, untuk mencapai tujuan tertentu, bagaimana cara melakukannya, kapan dan di mana melakukannya, dan siapa yang melakukannya. Definisi yang serupa, namun lebih lengkap adalah definisi yang dikemukakan oleh Kast and Ronsenzweig sebagaimana dikutip Steiss (1982:267) bahwa: perencanaan adalah proses memutuskan apa yang akan dilakukan dan bagaimana caranya, perencanaan mencakup penentuan semua misi, identifikasi bidang, dan menentukan serangkaian tujuan khusus serta menyusun kebijakan, program, dan prosedur untuk mencapainya. Perencanaan memberikan kerangka kerja suatu sistem terpadu yang komplek yang saling berhubungan dengan keputusan-keputusan yang akan datang. Perencanaan komprehensif adalah suatu kegiatan yang terpadu yang berusaha untuk memaksimalkan efektivitas keseluruhan organisasi sebagai suatu sistem yang sesuai dengan tujuan dan sasarannya
Fungsi pengorganisasian bagi pemimpin sebagai suatu proses pembagian kerja melihat bahwa ada unsur-unsur yang saling berhubungan, yakni sekelompok orang atau individu, ada kerja sama, dan ada tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Interaksi akan terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Hubungan-hubungan ini terjadi karena sudah ada pembagian kerja yang jelas dalam suatu sistem. Kerja sama dalam suatu sistem yang teratur ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah disepakati bersama terhadap kendali dan arahan pemimpin.
Alien (1958:57) mengemukakan:
Kami dapat merumuskan pengorganisasian sebagai proses menetapkan dan mengelompokkan pekerjaan yang akan dilakukan, merumuskan dan melimpahkan tanggung jawab dan wewenang, serta menjalin hubungan-hubungan agar orang-orang dapat bekerja sama secara paling efektif dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Fungsi kepemimpinan bagi pemimpin adalah implementasi aransemen yang sudah disusun pemimpin melalui dukungan orang lain. Hal ini menyiratkan bahwa kepemimpinan berlangsung dalam interaksi antara pemimpin dan pengikut dalam situasi tertentu. Pada tataran yang lebih tinggi, kepemimpinan dapat dijabarkan sebagai serangkaian perilaku yang jarang dapat ditiru oleh kebanyakan orang. Di antara kedua pandangan ini terdapat hubungan yang khas dan unik di antara orang yang memimpin dan yang mengikuti.
Pemikiran terkini menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses dan bukan kedudukan, dan bahwa kepemimpinan terutama menyangkut pengelolaan hubungan. Sambil belajar dan membaca lebih lanjut mengenai kepemimpinan, Anda akan segera menemukan bahwa terdapat demikian banyak pandangan dan rumusan, tanpa ada aturan yang mutlak.
Fungsi pengendalian/ pengawasan bagi pemimpin adalah : kemampuan pemimpin dalam melakukan fungsi – fungsi pengendalian yaitu : Tani Handoko (1997:359-160) mendefinisikan pengendalian sebagai suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan – tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Hal ini berarti berkenaan dengan cara – cara membuat kegiatan – kegiatan sesuai yang direncanakan.
Analisis Teori Pemimpin Terhadap Kepemimpinan, Dalam menjembatani pemahaman terhadap pemimpin dan kepemimpin atau Leader dan Leadership perlu pendalaman terhadap beberapa teori dasar antara pemimpin dan kepemimpinan tersebut, melalui suatu analisis perbandingan, yaitu :
• Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader is born and not made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.
• Teori Sosial. Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader is made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
• Teori Ekologis. Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.
Teori Trait : Teori ini mempercayai bahwa pemimpin memiliki cara yang bervariasi karena mereka memiliki karakteristik atau disposisi yang sudah melekat dalam dirinya. Ada 5 karakteristik yang utama menurut teori ini : yaitu
1) percaya diri,
2) empati,
3) ambisi,
4) kontrol diri
5) rasa ingin tahu.
Teori ini mengatakan bahwa anda dilahirkan sebagai pemimpin dan bahwa kepemimpinan tidak dapat dipelajari.
• Teori Situational. Teori ini menekankan bahwa pemimpin muncul dalam situasi yang berbeda untuk menyesuaikan perbedaan kebutuhan dan lingkungan. Teori ini dikembangkan lebih dulu oleh Blanchard & Hersey (1976), yang mengatakan bahwa pemimpin perlu memiliki perbedaan untuk menyesuaikan kebutuhan dan maturitas pengikut. Pemimpin perlu mengembangkan gaya kepemimpinan dan dapat mendiagnosa yang mana pendekatan yang sesuai untuk digunakan pada suatu situasi.
• Transactional and transformational Leader. Pertama kali dikembangkan oleh James McGregor Burns tahun 1978. Kemudian dikembangkan oleh Bass dan lain-lain. Kepemimpinan transaksional berdasarkan pada pemikiran memberikan motivasi kepada bawahan melalui bentuk instrument seperti uang atau system reward. Bass et al (1987) berpendapat bahwa pemimpin transformasional adalah universal dan dapat diaplikasikan tanpa memperhatikan budaya, memberi semangat pada bawahan untuk lebih mementingkan organisasi atau kelompok.
Pemimpin transformasional lebih menkonsentrasikan pada pengembangan bawahan daripada pencapaian target dan dalam beberapa buku transformasional sama dengan pola kepemimpinan tetapi berlawanan dengan pola transaksional yang disamakan dengan manajemen.
Drath dalam buku Aspizain (2017: 15) menyatakan, drath memberikan satu kritik yang menarik mengenai teori pemimpin “Dominasi diri (teori trait dan pemimpin yang karismatik) dan pengaruh interpersonal (pemimpin transformative, pemimpin transaksional, dan teori kontingensi)”.
Perbedaan antara pengembangan leader adalah membangun dan menggunakan kemampuan interpersonal (Day, 2001). Kunci aspek-aspek program pengembangan yang termasuk kesadaran sosial seperti orientasi pada pelayanan, empati dan pengembangan lainnya, keterampilan sosial seperti membangun hubungan, kolaborasi, kerjasama dan manajemen konflik. Conger et al (1999) memperingstksn tendensi dalam organisasi untuk membiarkan pengembangan leadership menjadi “proses yang tanpa rencana” dimana tujuan pengembangan tidak jelas, akuntanbilitas terhadap pelaksanaan dan terdapat kegagalan untuk evaluasi yang efektif
Tipe-tipe organisator. Organisator yang dapat membedakan pemahaman terhadap kejelasan cirri dan gambarn tentang seorang pemimpin, diantaranya adalah sebagai berikut :
(Siagian, 1997) dalam buku aspizain :
Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai milik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
Tipe Karismatik. Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.
Tipe Demokratis. Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implicit tergambar bahwa untuk menjaadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
Model-nodel organisator. Model organisator dalam memberikan penjelasan terhadap pemahaman rinci atas model pemimpin dan kepemimpinan, diantaranya adalah sebagai berikut.
Model Kepemimpinan Kontinum (Otokratis-Demokratis). Tannenbaun dan Schmidt dalam Hersey dan Blanchard (1994) berpendapat bahwa pemimpin mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis. Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negatif, di mana sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan. Jadi otoritas berada di tangan pemimpin, karena pemusatan kekuatan dan pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggung jawab penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui ancaman dan hukuman. Selain bersifat negatif, gaya kepemimpinan ini mempunyai manfaat antara lain, pengambilan keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada pimpinan serta memberikan rasa aman dan keteraturan bagi bawahan. Selain itu, orientasi utama dari perilaku otokratis ini adalah pada tugas.
Model Kepemimpinan Ohio. Dalam penelitiannya, Universitas Ohio melahirkan teori dua faktor tentang gaya kepemimpinan yaitu struktur inisiasi dan konsiderasi (Hersey dan Blanchard, 1992). Struktur inisiasi mengacu kepada perilaku pemimpin dalam menggambarkan hubungan antara dirinya dengan anggota kelompok kerja dalam upaya membentuk pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik.
Model Kepemimpinan Managerial Grid. Jika dalam model Ohio, kepemimpinan ditinjau dari sisi struktur inisiasi dan konsideransinya, maka dalam model manajerial grid yang disampaikan oleh Blake dan Mouton dalam Robbins (1996) memperkenalkan model kepemimpinan yang ditinjau dari perhatiannya terhadap tugas dan perhatian pada orang.
Model Kepemimpinan Kontingensi. Model kepemimpinan kontingensi dikembang-kan oleh Fielder. Fielder dalam Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1995) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bagi sebuah organisasi bergantung pada situasi di mana pemimpin bekerja. Menurut model kepemimpinan ini, terdapat tiga variabel utama yang cenderung menentukan apakah situasi menguntungkan bagi pemimpin atau tidak. Ketiga variabel utama tersebut adalah : hubungan pribadi pemimpin dengan para anggota kelompok (hubungan pemimpin-anggota); kadar struktur tugas yang ditugaskan kepada kelompok untuk dilaksanakan (struktur tugas); dan kekuasaan dan kewenangan posisi yang dimiliki (kuasa posisi).
Model Kepemimpinan Tiga Dimensi. Model kepemimpinan ini dikembangkan oleh Redin. Model tiga dimensi ini, pada dasarnya merupakan pengembangan dari model yang dikembangkan oleh Universitas Ohio dan model Managerial Grid. Perbedaan utama dari dua model ini adalah adanya penambahan satu dimensi pada model tiga dimensi, yaitu dimensi efektivitas, sedangkan dua dimensi lainnya yaitu dimensi perilaku hubungan dan dimensi perilaku tugas tetap sama.
Ringkasan Buku Pembanding
Kepemimpinan operasional merupakan bentuk kepemimpinan yang berfungsi sebagai pengawalan atas kekbijakan yang diambil pemimpin dalam suatu lembaga. Kepemimpinan operasional berkaitan dengan kemampuan menjabarkan vissi-misi kedalam kegiatan operasional dalam organisaasi yang dipimpinnya.
Pemimpin operasional harus mampu melakukan komunikasi dua arah yaitu secara strategis emosional dan secara taktis kepada setiap anggotanya.kepemimpinan operasional pengawalan atau kebijakan yang diampil pimpinan atau organisasi. Pengawalan terrsebut berrsifat control sehingga pemimpin akan terus berada dalam suatu otrganisasi demi terrcapainya tujuan organisasi. Model pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mampu mewujudkan apa yang sudah menjadi visi---mmmisi lembaga atau organisasinya.
Terdapat dua jenis kepemimpinan diantaranya kepemimpinan operasional dan kepemimpinan administrative. Kepemimpinan operasional adalah model kepemimpinan yang berfungsi sebagai pengawalan atas kebijakan yang diambil pimpinan dalam suatu lembaga. Sedangkan kepemimpinan administratif adalah kepemimpinan yang pemimpinnya menitikberatkan kepada ketuntasan administratif baik dalam pembuatan target, implementasi strategi pembuatan target, hingga pencapaian targetnya, pemimpin hanya akan berkutat kepada data serta fakta administrasi di belakang meja ruang kerja pemimpin.
Pola kepemimpinan operasional akan melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang akan lebih cemerlangdi kemudian hari. Karena kepemimpinan operasional memberikan inspirasi-inspirasi bagi anggota komunitas yang memiliki potensi pemimpin.sedangkan pemimpin administrative hanya akan menimbulkan kelanjutan atau keberlangsungan dari lembaga atau organisassi yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin pendidikan dituntut untuk menguasai teori kepemimpinan, terampil dalam menerapkan situasi praktis di lapangan, etos yang tinggi untuk membawa lembaga yang dipimpinnya mencapai kejayaan, dapat membimbing, menuntun,mendorong,dan memberikan motivasi. Seorang pemimpin juga harus mampu menciptakan suasana kondusif dan aman. Adapun implementasi kegiatan tersebut adalah membangun karakter, membuat schedule, melakukan kolaborasi kegiatan organisasi,melakukan inovasi,mengoptimalkan potensi.
Kepemimpinan di lingkungan unit fakultas harus dapat mengarahkan dan mempengaruhi perilaku semua unsur dalam lingkungan fakultas., mengikuti norma, mampu membuat keputusan dengan cepat, serta dapat mewujudkan visi misi yang sudah dijunjung oleh universitas.
Pimpinan fakultas harus dapat merumuskan tata pamong yang disebut sebagai suatu system yang dapat menjadikan kepemimpinan pengelolaan dan penjaminan mutu berjalan secara efektif didalam perguruan tinggi.
Kepemimpinan efektif mengarahkan dan empengaruhi perilaku semua unsur.pola kepemimpinan yaitu menerapkan prinsp ddemokrasi,pendekatan system, prinsip pemberdayaan manajemen, serta memperhatikan keseluruhan program.
Sistem –pengelolaaan fungsional
Yaitu planning,organizing,staffing,leading,controlling dan
Operasi internal dan
Leksternal yang meliputi instruktif,koordinatif,otonomis,konsultatif.
Serta tahap akhir yaitu penjaminan mutu.
BAB III
PEMBAHASAN ISI BUKU
Buku Utama
Kelebihan
Buku berjudul “Pemimpin dan Kepemimpinan” memiliki kelebihan yakni pembahasan yang lengkap dan mendetail. Didalamnya dikupas secara rinci mengenai pengertian kepemimpinan, perbedaan pemimpin dan yang dipimpin, fungsi kepemimpinan, teori-teori kepemimpinan, tipe-tipe kepemimpinan dan model-model kepemimpinan. Tidak ada ruginya untuk membaca buku ini dikarenakan banyaknya acuan untuk dijadikan referensi dan pendapat beberapa tokoh atau peneliti sehingga informasi yang didapatkan di dalam buku ini lebih terpercaya. Buku ini juga memberikan arti dari kata-kata atau kalimat yang sulit dimengerti atau kalimat dalam bentuk bahasa inggris, sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah.
Kelemahan
Kelemahan buku ini yaitu sampul yang terlalu monoton dan polos hanya ada tulisan judul “pemimpin dan kepemimpinan” sehingga tidak banyak yang tertarik untuk membaca buku ini. Pada beberapa bab juga terdapat penjelasan yang bertele-tele. Dan susunan beberapa kalimat yang tidak rapi dan salah.
Buku Pembanding
Kelebihan
Buku Kepemimpinan dari Tim Penyusun Unimed, membahas tentang kepemimpinan dan manajemen, konsep kepemimpinan, masalah kepemimpinan, gaya kepemimpinan dan lain lain, cover buku didesain cukup menarik sehingga dapat pembaca tertarik membaca buku tersebut dan font hurufnya juga bisa terlalu kecil sehingga mudah untuk dibaca.
Kelemahan
Dalam buku ini hanya terfokus pada kepemimpinan secara lebih ringkas atau tidak mendalam dan tidak disertai dengan contoh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, buku “Pemimpin dan Kepemimpinan” ini sangat cocok untuk dijadikan referensi dan pegangan pembelajaran ataupun penerapan. Rincinya pembahasan buku ini membuat kita mengerti lebih dalam bab demi babnya. Fokus buku ini adalah kepemimpinan dengan segala pengertian, model, jenis, dan fungsinya walaupun demikian buku ini pastinya memiliki satu tujuan yaitu meberikan pengetahuan kepada pembaca yang juga akan membantu pembaca dalam memahami pemimpin dan kepemimpinan. Dengan demikian, dengan mengenyampingkan kekurangannya, buku ini sangat disarankan untuk dijadikan sebagari referensi bagi para pembaca
Saran
Ada baiknnya apabila kelemahan dari buku tersebut diperbaiki dan dievaluasi agar pembaca lebih tertarik untuk membacanya dan buku lebih mudah dipahami oleh pembaca. Dengan adanya critical book review dalam bentuk makalah ini semoga pembaca dapat menambah wawasan ataupun menjadikan tambahan materi menjadi evaluasi pendidikan dan evaluasi dalam pembelajaran dan yang pasti menjadi evaluasi untuk pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Agus Wijaya dkk, 2009. Kepemimpinan Berkarakter Telaah Tentang Pemimpin Efektif. Sidoarjo: Brilian Internasional
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia
Tim penyusun Universitas Negeri Medan, 2019. Kepemimpinan. Medan: Universitas Negeri Medan
Dr. Wahyudi. 2015. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar. Pontianak: Alfabeta, cv
Masaong,kadim dan Arfan Tilome. 2011. Kepemimpinan Berbasis Multiple Inteligence. Bandung : Alfabeta
Komentar
Posting Komentar